pembunuh jalanku para pemeluk bulan
setubuh arwahku para pemilik bualan
tabuh jantungku para pelirik dian
rapuh tanahku para penarik bunian
maafkan dikala mentari mulai mengendap endap meninggalkanmu
maafkan semua para penghatur sujud
maafkan pengganggu jalan senyum keriput kunci surgaku
maafkan aku ragaku bukan untuk kau tanam pupuk petik buah
jalan ini titik kejauhan ladang duri tersudut menantimu
pelintas tak melihatmu pun sedikit wajahmu pun
aku lemparkan tulisan masa lalumu celotehmu saksikan diam air mata
lumpur terjilat air habislah telur pecah pecahlah kepada keabadiannya
Manusia, Bahasa, dan Komunikasi
5 years ago
0 komentar:
Post a Comment